Thursday, January 29, 2009

Controversial Bestseller Shakes the Foundation of the Israeli State

This interesting article reviews some of the main points in When and How Was the Jewish People Invented?, a book by Tel Aviv University scholar Shlomo Zand (or Sand)
What if the Palestinian Arabs who have lived for decades under the heel of the modern Israeli state are in fact descended from the very same "children of Israel" described in the Old Testament?

And what if most modern Israelis aren't descended from the ancient Israelites at all, but are actually a mix of Europeans, North Africans and others who didn't "return" to the scrap of land we now call Israel and establish a new state following the attempt to exterminate them during World War II, but came in and forcefully displaced people whose ancestors had lived there for millennia?

What if the entire tale of the Jewish Diaspora -- the story recounted at Passover tables by Jews around the world every year detailing the ancient Jews' exile from Judea, the years spent wandering through the desert, their escape from the Pharaoh's clutches -- is all wrong?

As I am not a Middle East specialist, I can't comment on the veracity of the book, but as a historian I can say that tradition is "invented" and rarely true. History is never proven. History is a type of story, and even if we knew all the facts (which we never do), there are countless different ways to tell the story, and there are varying meanings to attach to said facts. How we see our past is always coloured by the present.

In the end, we can't base a present day land claim on an unproven (and unprovable) story from the far distant past. People can never be restored to their "rightful" home (when the displacement was thousands of years ago), because people are always involved in voluntary and involuntary migrations. Once people have made a new home and have borne children there, you can't kick them out. This goes for both Palestinians and Israelis. Like it or not, this area has to become a home for both groups in one way or another. I prefer a one-state secular democracy, but recognize the challenges of this solution. We have yet to get over this "clash of civilizations" myth.

Interestingly, there are people arguing in the comments about genetic similarity/difference of Jewish people (for instance, that Jews are all surprisingly alike, or they are more similar to non-Jewish Arabs or non-Jewish Europeans or non-Jewish Ethiopians or whatever). While an interesting intellectual exercise (it can be helpful for tracing migration patterns in the distant past), this seems to me not only silly but potentially dangerous to use in determining current political and territorial rights. I'm pretty sure we no longer believe in reserving specific pieces of land for those with particular genetic sequences.

Tuesday, January 27, 2009

WW2 Cooking Lessons



Via Treehugger:
Invisible cricket balls, thrifty grandmothers, and unbelievably spoiled and lazy young boys – there’s nothing like a bit of 1940s nostalgia to get you in the sustainability mood. “Two Cooks and a Cabbage” is a war time public information film from the UK’s Ministry of Food, and it's just one of the lessons we can learn from our grandparents.

Lessons learned: Shred the cabbage, add just a little water, cover it with a lid, and save the water for gravy. Or, just get yourself a young girl to cook it for you. Preferably Sally.

Monday, January 26, 2009

Back from Blogging Hiatus...

I know it has been a long time since I last blogged.... In that time, apparently the world didn't pause itself to wait for me.

In Canada the word "prorogue" suddenly entered everyone's vocabumalary. Obama is in the White House, a historic and relatively positive development (since even if his politics are pretty centrist, he looks damn progressive next to the Bush & Co). The oscillating denial and alarmism about the impending recession has settled into a degree of acceptance.

As for me, I finished my MA, took a trip to Havana and am now back and working on setting up a new organic farm. Maybe I'll start a PhD in September (if they'll have me).

If I have any readers left, I hope you'll come on by from time to time for some chitchat, discussion and political wrangling

Friday, January 23, 2009

Nagrek 53,2 Fahrenheit

In Memoriam Musyawarah Wilayah (Muswil) I KAMMI Jawa Barat


Cerita ini bukan seperti halnya 9/11 Fahrenheit yang terkenal itu, ataupun cerita mencekam Greg Mortenson, seorang pendaki yang tersesat di Pegunungan Karakoram, Pakistan yang pengalamannya itu baru-baru ini dia tulis menjadi sebuah buku berjudul Three cup of Tea. Bukan ! cerita yang saya tulis ini berjudul Nagrek 53,2 Fahrenheit, sebuah pengalaman pribadi yang menceritakan perjalanan Bandung-Tasikmalaya yang saya tempuh dengan sepeda motor. Meskipun jaraknya tidak terlalu panjang, namun cukup berharga untuk saya tulis sebagai sebuah reward atas sebuah dedikasi dan semangat dalam mengejar sebuah tujuan.

1. Proses Keberangkatan

Jum’at, 16 Januari 2009

Kami berangkat dari kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) pukul 16.00 WIB. Sengaja kami start disana karena sebelumnya harus mengunjungi seorang teman yang sedang sakit. Rumahnya di sekitar Taman Sari, sehingga setelah menjenguk beliau kami putuskan untuk berangkat dari sana saja.



Sebelum memasuki Kabupaten Sumedang, hujan mulai turun rintik-rintik. 10 menit berselang, hujan seolah tidak mau kalah dengan desingan engine sepeda motor yang kami tancap secepat mungkin. Kami pun mengalah, menepi ke sebuah warung dan menikmati hidangan gorengan. Huuh, mantap !

Setelah 15 menit menunggu, sepeda motor kami pun tancap kembali. Walaupun tanpa berbekal jas hujan, tak menyurutkan semangat kami untuk memenuhi undangan menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) KAMMI Wilayah Jawa Barat yang bertempat di daerah Mangkubumi, Tasikmalaya. Sesuai agenda, rencana pembukaan akan dimulai pukul 20.00 WIB. So, kami pun mengejar waktu untuk bisa hadir tepat waktu sampai di sana sebelum pembukaan.

Seolah tak menghiraukan semangat yang menderu-deru dalam dada kami, hujan pun sepertinya tidak bisa diajak kompromi dengan kami. Tepat sebelum melewati Nagrek, terpaksa kami harus berhenti kedua kalinya karena hujan turun semakin deras.

Waktu di jam tangan menunjukkan pukul 17.30. Setelah hujan agak reda, kami pun kembali melanjutkan perjalanan. Kabupaten Bandung terlewati, lalu Sumedang, Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan akhirnya sampai juga ke Kota Tasikmalaya.



Agenda Muswil bertempat di Hotel Padjajaran, Daerah Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Awalnya saya diberitahu oleh beberapa rekan pengurus KAMMI Bandung bahwa tempatnya di Hotel Lingga Jaya. Untunglah karena lokasi tempat yang sebenarnya berada di depan jalan, sehingga tidak kesulitan kami menemukannya. Alhamdulillah, akhirnya sekitar pukul 19.00 kami pun sampai ke tempat tujuan. Sangat gembira, bertemu rekan-rekan lain dari berbagai daerah di Jawa Barat. Tapi lebih dari itu, kami bisa selamat dengan kondisi sehat wal’afiat.

2. Agenda Acara


Setelah istirahat sejenak, sekedar melepas penat karena diguyur hujan sekitar 2 jam lamanya sebenarnya ingin rasa hati untuk langsung menuju tempat peraduan. Namun karena tujuan utama adalah mengikuti Muswil, dengan berat hati plus kondisi badan yang sedikit sempoyongan kami azzamkan untuk ikut Muswil.

Agenda pembukaan ternyata diundur sampai besok Sabtu. Untuk malam ini hanya proses perkenalan dan penyampaian gambaran umum tentang draft arahan content Muswil oleh SC Muswil.

Alhamdulillah semua perwakilan Kamda bisa ikut dalam acara perkenalan (ta’aruf) tersebut. Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Sumedang, Cirebon, Ciamis (persiapan) dan Bandung sendiri yang baru diwakili oleh saya dan akh Dwi UPI. Peserta yang terbanyak tentu datang dari kontingen tuan rumah Tasikmalaya, setelah itu disusul oleh kontingen Garut yang berjumlah 6 (enam) orang, dan yang palling sedikit dari Sumedang yang baru diwakili oleh Akh Fadli.

Bentroknya agenda Muswil dengan Pra Musda KAMMI bandung pada Sabtu, 17 Januari 2009 membuat perwakilan dari Bandung datang hanya pada akhir-akhir Muswil. Saya sendiri, selaku panitia Pra Musda cukup kecewa dengan SC Muswil yang mendadak memberitahu waktu pelaksanaan Muswil. Alangkah lebih baik kalau kedepannya, setiap agenda itu dikomunikasikan sehingga tidak terjadi kasus seperti ini. sekedar informasi, bahwa agenda Pra Musda telah kami siapkan dengan matang dan dengan menghadirkan seluruh kader KAMMI se-Bandung, khususnya para pengurus komisariat. Memang terkesan agak arogan, tapi profesionalisme berorganisasi kalau tidak diterapkan sekarang, mau kapan lagi. So, tanpa mengurangi rasa hormat kepada SC Muswil dan esensi dari kegiatan tersebut kami pun tetap melaksanakan Pra Musda.

Acara malam ini berakhir pukul 00.30 dini hari. Setelah selesai, tanpa basa-basi kami pun langsung cabut ke kamar masing-masing, termasuk saya juga tentunya. Kamar nomor E4 yang kami tempati cukup nyaman juga. Berukuran sekitar 3x5 meter, 2 tempat tidur, fasilitas AC manual, Televisi 14 inchi serta kamar mandi dilengkapi water spray.

Setelah membaca Qur’an beberapa lembar, lalu menengok jam tangan yang sudah menunjukkan waktu pukul 01.30, akhirnya rasa kantuk seolah tak bisa dihadapi lagi. Bismika Allahumma ahya wa bismika amut. Ya Robbi, ampuni hamba atas segala dosa yang telah dilakukan, berikan kekuatan untuk menghadapi hari esok dengan penuh optimistis. Amin.



Sabtu, 17 Januari 2009


Sesuai dengan rencana awal, karena paginya kami harus melaksanakan Pra Musda di Bandung, maka tepat pukul 03.15 dini hari kami berangkat kembali menuju Kota Bandung. Kali ini gantian, saya yang mengemudikan sepeda motor.

Dari pukul 03.15-04.00 jalanan yang kami lewati cukup sepi, tapi setelah lewat dari jam tersebut kendaraan besar pengangkut batu, pasir, dll mulai berlalu-lalang di depan kami. Walaupun mata saya divonis min ½ tapi untuk kondisi seperti ini Alhamdulillah masih bisa ditangani. Ah, jalan teruus brother ...

Baju rangkap tiga, sarung tangan lengkap, sepatu sport plus kaos kaki yonex asli disertai helm full face ala biker tidak cukup kuat untuk menghadapi dinginnya kondisi saat itu. Suhu dibawah 19° celsius terpaksa dihantam saja, mengingat kita harus sampai di Bandung sebelum pukul 07.00.

Sebelum mengakhiri Nagrek, tanda pembatas sisi jalan sudah tidak bisa saya lihat lagi. Jalanan gelap tanpa lampu penerang. Sampai-sampai karena disangka masih berada di lintasan jalan saya, sisi kiri jalan yang berupa tanah bebatuan saya gasak saja tanpa basa-basi. Ban depan-belakang oleng, penumpang di belakang pun riweuh, eiits tunggu dulu. Akhirnya tanpa tedeng aling-aling jurus ngelmu di pabrik Motor Plus bisa dikeluarkan juga. Alhamdulillah deg-degan kami pun akhirnya bisa diatasi dengan lancar.

Berhenti untuk sholat shubuh
Isi bensin sampai full tank
Lalu tancap gas
Tarik jabrig…



Salman ITB Bandung
Pukul 06.00 WIB, Sabtu 17 Januari 2009




Perjalanan yang cukup melelahkan dari Tasikmalaya berakhir sudah. Kurang lebih 3 jam kami menghabiskan waktu untuk memacu sepeda motor. Setelah memarkir sepeda motor di ruang parkir salman, cuci muka ala kadarnya, lantas kami pergi menemui petugas GSS Salman.

Ruangannya memang cukup sempit, berukuran sekitar 4x6 meter dengan kapasitas 40 orang. Walah, padahal peserta diperkirakan berjumlah sekitar 60 orang. Ya, karena konfirmasi tempat Bapeda Jabar yang mendadak tidak bisa, terpaksa alternatif terakhir tempat Pra Musda jadinya disini. Yang penting, mesti bersyukur.

Beres-beres ruangan, nyari tambahan meja dan beberapa kursi, akhirnya ruangan pun kami permak khas ala KAMMI. Walaupun peraturannya dilarang bawa meja, kursi dari tempat lain, ya mau bagaimana lagi wong sepertinya kursinya kurang. Mbandel sedikit nggak apa-apa lah.,.

Ruangan beres, kita pindah ke luar untuk pasang-pasang bendera di sekitar halaman Masjid Salman. Sebenarnya ini tugas dari temen-temen Unpad dan ITB, tapi sampai tadi pagi batang hidung mereka belum juga pada nyampe. Terpaksa mau tidak mau kami pun melakukannya berdua. Halah..

Waktu menunjukkan pukul 08.00, karena tidak tahan dengan perut yang keroncongan kami pun lantas membabat habis sarapan lontong kari.

Walau belum sempat mandi, hanya bagian muka saja yang keserempet air, tidak menyurutkan langkah kami untuk memulai acara (untung para audiences pada tidak tau...). Acara pun dimulai !





To be continue..

Wednesday, January 21, 2009

KETUM KAMMI PUSAT LANGGAR KONSTITUSI KAMMI

Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan informasi langsung dari para Ketua Umum KAMMI Wilayah yang baru terpilih yaitu Saudara Andriyana (Ketum KAMMI Wilayah Jawa Barat) dan Saudara Catur Agung (Ketum KAMMI Wilayah Jawa Timur) tentang penolakan Ketua Umum KAMMI Pusat untuk mengesahkan keberadaan mereka berdua termasuk menolak mengakui pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) yang telah dilaksanakan oleh kedua KAMMI Wilayah tersebut.

Tepat kiranya saya yang diamanahkan sebagai Presidium Sidang Muktamar VI KAMMI kemarin, menjelaskan perihal pelaksanaan Muswil berdasarkan hasil konstitusi yang telah diperbaharui di Makassar kemarin. Hal ini penting sehingga tidak bermunculan berbagai interpretasi personal sehingga menyebabkan multi tafsir yang berkepanjangan.

Alasan Ketua Umum mengeluarkan penolakan tersebut adalah karena pelaksanaan Muswil dilakukan sebelum Mukernas. Ketua Umum berpendapat bahwa pelaksanaan Muswil seharusnya dilakukan pasca Mukernas. Oleh karena itu, atas dasar tersebut hasil Muswil KAMMI Wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur dianggap tidak sah.

Pendapat Ketua Umum tersebut bisa kita kaji, apakah memang sesuai dengan kostitusi ataukah justru melanggar konstitusi yang telah kita tetapkan. Dibawah ini beberapa penjelasan tentang hal tersebut.

1. Pengesahan Pengurus Wilayah

Dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Bab II keorganisasian Bagian I tentang Pengurus Pusat, dijelaskan bahwa tugas dan wewenang Pengurus Pusat (termasuk Ketua Umum dalam hal ini) yang berkaitan erat dengan KAMMI Wilayah adalah :

Pasal 13

9) Mengesahkan Pengurus Wilayah.
10) Menerima laporan kerja Pengurus Wilayah.
11) Menaikkan dan menurunkan status Wilayah dan Daerah berdasarkan evaluasi perkembangan Wilayah dan Daerah.
12) Mengesahkan Pembentukan Daerah Persiapan berdasarkan usulan Pengurus Wilayah dan mengesahkan pemekaran Daerah berdasarkan usulan Musyawarah Daerah.



Atas dasar ini Ketua Umum sebagai Pimpinan Pengurus Pusat tidak mempunyai tugas dan wewenang untuk mengesahkan hasil Musyawarah Wilayah (Muswil). Karena tugas dan wewenang Pengurus Pusat cukup mengesahkan Pengurus KAMMI Wilayah pada waktu proses pelantikan. Adapun untuk hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) ditetapkan pada waktu Muswil berlangsung.

Oleh karena itu, kepada rekan-rekan KAMMI Wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur diberitahukan bahwa hasil Muswil yang dilakukan tidak perlu mendapat pengesahan dari Ketua Umum KAMMI Pusat. Akan tetapi alangkah lebih bagusnya, jikalau hasil Muswil kedua KAMMI Wilayah ini (yang telah dirapihkan tentunya) dikirimkan langsung kepada Ketua Umum sebagai bahan laporan dalam lingkup struktur organisasi dan bahan pemberitahuan telah terlaksananya Muswil dengan baik.


2. Pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil)


Dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Bab II keorganisasian Bagian II tentang KAMMI Wilayah, disebutkan bahwa tugas dan wewenang KAMMI wilayah adalah :

Pasal 16

1) Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Wilayah, serta ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus Pusat.
2) Mewakili Pengurus Pusat menyelesaikan persoalan intern Wilayah koordinasinya tanpa meninggalkan keharusan konsultasi dengan Pengurus Pusat.
3) Melaksanakan Rapat Pimpinan Wilayah setiap semester kegiatan.
4) Membantu menyiapkan draft materi Muktamar.
5) Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Daerah dalam wilayah koordinasinya.
6) Mempersiapkan pembentukan KAMMI Daerah Persiapan.
7) Mewakili Pengurus Pusat melantik Daerah-Daerah.
8) Meminta laporan perkembangan Daerah-Daerah dalam wilayah koordinasinya.
9) Menyampaikan laporan kerja Pengurus setiap semester kepada Pengurus Pusat.
10) Menyelenggarakan Muswil selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Muktamar.
11) Memberikan laporan pertanggung jawaban dalam Muswil.


Dalam ayat (10) disebutkan bahwa tugas dan wewenang KAMMI Wilayah adalah :

10) Menyelenggarakan Muswil selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Muktamar.

Muktamar VI KAMMI dilaksanakan pada 3-9 November 2008, artinya kalau kita konsisten melaksanakan konstitusi maka semua KAMMI Wilayah yang telah ditetapkan dalam Muktamar kemarin harus melaksanakan Musyawarah Wilayah (Muswil) selambat-lambatnya 9 Februari 2009. Apabila lebih dari tanggal tersebut, maka secara otomatis KAMMI Wilayah yang belum melaksanakan Muswil melanggar konstitusi.

Adapun KAMMI Wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur yang telah melaksanakan Muswil sebelum tanggal 9 Februari 2009 berarti mereka konsisten melaksanakan konstitusi yang telah ditetapkan.


3. Pelanggaran Konstitusi Ketua Umum KAMMI Pusat.

Dari dua dasar tersebut setidaknya cukup untuk membuktikan bahwa Ketua Umum KAMMI Pusat tidak mengetahui secara mendalam konstitusi KAMMI. Hal ini dibuktikan dengan penolakan Ketua Umum atas pengesahan Muswil KAMMI Jabar dan Jatim beberapa hari yang lalu. Penolakan tersebut didasarkan pada pelaksanaan Muswil seharusnya dilaksanakan pasca Mukernas. Padahal dalam konstitusi disebutkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Muktamar. Jadi, dengan sendirinya sebagai contoh, ada KAMMI Wilayah X yang melaksanakan Muswil sebulan setelah Muktamar maka itu tetap dianggap sah, karena tidak melanggar konstitusi. Walaupun Pelaksanaan Mukernas belum dilaksanakan oleh Pengurus Pusat.

Hal ini dikarenakan, dalam konstitusi KAMMI tidak disebutkan bahwa pelaksanaan Muswil harus dilaksanakan setelah Mukernas. Adapun payung hukum seperti Peraturan Ketua Umum, dll hal itu tidak ada dalam konstitusi. Oleh karena itu, pernyataan Ketua Umum melanggar konstitusi yang telah ditetapkan pada waktu Muktamar kemarin.


Penutup.

Penjelasan ini semata-mata hanya untuk perbaikan organisasi ke depan, tanpa ada tedeng aing-aling atau apapun namanya kepada setiap personal yang saya sebutkan diatas. Penulis mencoba untuk mengedepankan objektifitas dan rasionalisasi berdasarkan referensi utama organisasi, bukan interpretasi personal semata.

Demikian penjelasan yang bisa diberikan, mohon maaf kalau ada kata yang kurang berkenan, dan semoga bermanfaat bagi rekan-rekan seperdjoengan.


Wallahu’alam.




Ramlan Nugraha
Hp. 08157086176
Sekum KAMMI Daerah Bandung
Presidium Sidang Muktamar VI KAMMI

Ucapan Selamat KAMMI Daerah Bandung

Segenap Pengurus Daerah KAMMI Bandung mengucapkan selamat kepada Saudara Andriyana, ST (Ketua Dept. Kebijakan Publik KAMMI Daerah Bandung 2006-2007) sebagai Ketua Umum KAMMI Wilayah Jawa Barat periode 2009-2011.

Sebagai KAMMI Daerah penyangga Ibukota Propinsi, KAMMI Bandung siap menjadi mitra terdepan dalam mengusung perubahan di Jawa Barat. Visi mewujudkan masyarakat yang Islami di Jawa Barat akan senantiasa menjadi komitmen bagi kami untuk terus bekerja sama dan berjuang dengan semua elemen manapun yang mendukung cita-cita mulia tersebut.

Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk melaksanakan segala amanah yang telah diberikan. Amin.

Sunday, January 18, 2009

Privacy

Privacy Policy for http://interior-decorate.blogspot.com/

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at cak.inun@gmail.con.

At http://interior-decorate.blogspot.com/, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by http://interior-decorate.blogspot.com/ and how it is used.

Log Files
Like many other Web sites, http://interior-decorate.blogspot.com/ makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track user’s movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

Cookies and Web Beacons
http://interior-decorate.blogspot.com/ does use cookies to store information about visitors preferences, record user-specific information on which pages the user access or visit, customize Web page content based on visitors browser type or other information that the visitor sends via their browser.

DoubleClick DART Cookie
.:: Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on http://interior-decorate.blogspot.com/.
.:: Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to users based on their visit to http://interior-decorate.blogspot.com/ and other sites on the Internet.
.:: Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html

Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include ....
Google Adsense
Adbrite
Amazon


These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on http://interior-decorate.blogspot.com/ send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.

http://interior-decorate.blogspot.com/ has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. http://interior-decorate.blogspot.com/'s privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites.

Wednesday, January 14, 2009

Como mejorar las relaciones de pareja con la distribución interior de la casa

En la última década, la distribución interior de la casa ha sufrido una notable transformación hacia la comodidad, la intimidad, la privacidad… pero también hacia el fomento de las relaciones sociales, las reuniones familiares y la vida en común.

Por esa razón proliferan los espacios diáfanos, abiertos, las estancias comunicadas y dinámicas.

Todo esto ha traído consigo muchas cosas. Lo primero que ha conseguido es evitar la pérdida de metros que se destinaban a los pasillos, recibidores y halls en los espacios pequeños. Hoy en día es habitual encontrarnos en mitad del salón al cruzar el umbral de la puerta, un salón que además es comedor y en cuyo centro se sitúa la cocina. Las habitaciones están separadas de esta amplia estancia conformando la zona privada o nocturna.

Es una distribución que está a caballo entre la tradicional y el loft, a quien todavía le queda mucho camino por recorrer. Pero he aquí el problema, y es que a mayor número de opciones, mayor número de discusiones.

A la hora de decidir el tipo de distribución que tendrá nuestra casa, es fundamental pensar en el modelo de vida que nos ha tocado vivir, para buscar el equilibrio entre la distribución que mejor se adapta a nosotros y a la forma geométrica de la vivienda.

Debemos pensar si tenemos o tendremos familia, si nuestros horarios de trabajo nos permitirán mayor o menor número de horas de ocio, si nuestras horas de ocio coincidirán con las de nuestra pareja… pero también en que seguramente a nuestra casa no le sobrarán los metros, y debemos tener en cuenta si es de planta cuadrada, rectangular, desigual…

La vida que nos ha tocado vivir a los treinta añeros nos facilita muchísimo las discusiones, las broncas infundadas y el mosqueo al por mayor. Y por qué? Pues porque vivimos al segundo y no nos queda mucho tiempo libre para ocuparnos de nosotros mismos.

Esto hace que al llegar a casa cada uno se adentre en su espacio para ocuparse de sus cosas, olvidándose en ocasiones de quien repasa facturas en la habitación de al lado. Durante el día no nos hemos visto… y ahora tampoco. La comunicación se reduce al hola inicial y al beso de buenas noches.

Los espacios abiertos, nos permiten desarrollar en ellos muchas actividades de distinta envergadura, al mismo tiempo. De manera que cada uno podamos estar con un ojo en nuestro trabajo, y el otro en la otra parte contratante. La comunicación será más fluida y más dinámica. En resumidas cuentas, existirá.

Esta fusión de estancias hace que nuestra casa crezca, y que este espacio de día sea más cómo y versátil. Tendremos mucho más espacio cuando nuestros amigos vengan a nuestra casa a jugar al trivial, o cuando tenga lugar en ella una comida de celebración. Una vez acabada, la tertulia se trasladará al salón, pero quien se responsabilice de recoger la mesa, también participará en la conversación, en lugar de quedarse “aislado en el fregado”.
Fuente: DecoEstilo

Monday, January 12, 2009

Silaturahim dengan DR. Amung Ma'mun (Ka. Disorda Jabar)


Olah Raga Harus Jadi Budaya !
(Amung Ma'mun)


Silaturahim Pengurus KAMMI Bandung pada senin, 12 Januari 2008 dengan DR. Amung Ma’mun yang bertempat di markas KONI Jabar berjalan dengan sukses. Kepala Dinas Olah Raga dan Pemuda (Disorda) Jawa Barat yang baru dilantik pada 31 Desember 2008 itu menyambut teman-teman KAMMI dengan penuh antusias.

Berikut beberapa point penting yang menjadi inti sari pembicaraan beliau :


1. Bangkitkan semangat pemuda dengan kebanggaan terhadap nilai-nilai kebangsaan.

2. Pemuda harus menjadi pelopor optimistis di tengah kehidupan bermasyarakat.

3. Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) sebagai salah satu sarana membangun pemuda masa depan calon pemimpin bangsa akan digalakkan menjadi materi wajib di kampus-kampus.

4. Olah raga harus menjadi budaya masyarakat, bukan hanya sekedar milik atlet semata.

5. Peran organisasi ekstra kampus sangat memberikan sumbangsih yang signifikan bagi pembangunan kualitas pemuda.

6. Komitmen awal Gubernur Jawa Barat dalam membentuk Disorda adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

7. Beberapa program unggulan yang akan digalakkan di Jawa Barat adalah : Gurak (Minggu Bergerak) dan Jumsihat (Jum’at Bersih dan Sehat).

8. Setiap penduduk Jawa Barat akan diberikan kartu sehat dan diperiksa secara berkala.

9. Dana yang dianggarkan untuk Dispora pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 27 Miliar.


Di akhir perbincangan, mantan Dekan Fakultas Pendidikan Olah raga dan Kesehatan (FPOK) UPI ini mengatakan bahwa sangat senang bisa dikunjungi oleh KAMMI dan meminta kerjasamanya dalam pembangunan Kepemudaan Jawa Barat dalam periode 2009-2014. Agenda Rencana Strategis (Renstra) yang belum dibuat oleh Dispora juga menjadi perhatian penuh beliau supaya KAMMI dapat berpartisipasi didalamnya.



Ramlan Nugraha

Friday, January 9, 2009

KILAS BALIK MUKTAMAR VI KAMMI

>1. Awal Perjalanan

Muktamar VI ini adalah Muktamar yang kedua yang saya ikuti. Sebelumnya, sekitar bulan September 2006 kami juga berangkat ke Palembang untuk melaksanakan agenda yang sama. Berbeda dengan keberangkatan kami dua tahun lalu, keberangkatan kami kali ini menggunakan jalur udara. Sesuatu yang excited bagi saya dan beberapa rekan yang kali pertama naik pesawat terbang.


Makassar, November 2008
Dzulqo’idah 1429 H.


Kami berangkat dari Bandung sekitar pukul 10.00 WIB menggunakan mobil pribadi. Sebelum finish di Bandara Udara Soekarno Hatta, kami transit terlebih dahulu ke rumah akh Rizal di Bekasi. Sekedar melepas penat dan lapar dahaga, kami mampir agak lama di rumah makan Padang milik keluarganya. Setelah itu kami langsung meluncur lagi dan sampai di Bandara sekitar pukul 18.00 WIB. Sesuai rencana, keberangkatan kami ke Makassar dijadwalkan pukul 19.45 WIB menggunakan Pesawat Lion Air. Sejam sebelum take off kami harus check inn terlebih dulu. Tepat pukul 19.45 WIB kami pun terbang menuju Makassar.


2. Hari-hari di Muktamar




Awal kita menjejakkan kaki di Makassar sekitar pukul 23.30 WITA. Waktu itu karena kali pertama ke sana, suhu disana agak sedikit berbeda dengan di Bandung. Lokasi yang dekat dengan laut, menjadikan kota ini sering dihembusi angin laut yang kering. Pantaslah kalau kota ini mendapat julukan Angin Mammiri, angin yang berhembus kencang.



Berangkat ke tempat lokasi Muktamar (Lembaga Administrasi Negara Sulsel) kami diantar langsung oleh mobil panitia tepatnya setelah satu jam menunggu di bandara. Walaupun menunggu adalah pekerjaan membosankan, tapi waktu itu kami tidak merasakan hal tersebut. Hiruk pikuk bandara yang masih hidup sampai tengah malam menjadi suasana tersendiri bagi saya dan mungkin bagi rekan-rekan lainnya, terkecuali mungkin bagi mereka yang diserang penyakit kantuk.

Pedasnya Coto Makassar sepertinya menjadi penahan lelah dan beban kami setelah perjalanan dari Bandung-Makassar yang menghabiskan waktu sekitar 10 jam. Menikmati makanan khas daerah ini di waktu tengah malam menjadi kenangan awal yang sepertinya harus kami simpan lama-lama di long term memory kami. Rasanya cukup ma nyuss bila dibandingkan dengan coto Makassar ala Bandung, campuran dagingnya yang khas dibarengi dengan sup pedas gurih menjadikan lidah kering kerontang langsung bergoyang layaknya mendengar lagu Bang Rhoma Irama. Mantap !


3. Diskusi dengan Teman-teman


Kedatangan kami yang telat menjadikan kami tidak ikut dalam pembukaan awal sekaligus proses ta’aruf dengan teman-teman KAMDA lain. Agak mengecewakan memang, tapi sudahlah toh itu sudah lewat. Mau tidak mau, kami harus balas itu dengan rajin silaturahim langsung dengan mereka yang sudah hadir duluan.



Peserta Muktamar yang hadir berjumlah sekitar 200-an, terdiri dari 44 KAMMI Daerah seluruh Indonesia dan para Pengurus Pusat KAMMI. 2 Daerah yaitu Sumedang dan Minahasa (Sulawesi Barat) meskipun ikut Muktamar, tapi mereka belum sah menjadi KAMMI Daerah karena belum mendapat SK dari Ketua Umum. Walaupun begitu, mereka tetap diikutsertakan dalam setiap acara dengan identitas sebagai peserta peninjau.

Bagi saya, kesempatan ikut Muktamar adalah ajang konsolidasi akbar dimana setiap orang disana harus saling mengenal. Sangat rugi kalaulah kita hanya mengenal beberapa orang saja, oleh karena itu sejak awal saya mempunyai komitmen untuk mengenal semua peserta yang hadir, termasuk para satpam, sopir angkot, penjual nasi campur, dan seabreg orang yang saya temui.

Dua tahun lalu di Palembang, saya kali pertamanya berkenalan dengan akh Isra, perwakilan dari Maluku Utara. Setelah selesai Muktamar, kami hampir tidak pernah berkomunikasi lagi. Cerita-cerita beliau tentang ikan tenggiri yang menggiurkan dengan tawaran investasi yang cukup wah masih teringat di kepala saya sampai sekarang. Sampai akhirnya kami diberikan kesempatan untuk bertemu kembali di Makassar dengan cerita-cerita beliau yang persis sama. Tetap menggiurkan dan Wah !


4. Proses Sidang



Pertemuan Pra Muktamar bulan Agustus di Jakarta kemarin seharusnya menjadi bekal semua daerah untuk lebih siap dalam menghadapi Muktamar kali ini. Tapi nyatanya, mungkin karena yang hadir pada waktu itu hanya sekitar 23 KAMMI Daerah sehingga proses transformasi tidak berjalan semestinya kepada masing-masing daerah yang tidak hadir. Agak sulit kalau begini, saya sempat berpikir, dana puluhan juta untuk agenda Pra Muktamar sepertinya lenyap begitu saja tatkala mayoritas peserta yang hadir menolak untuk berdiskusi tentang hasil kesepakatan Pra Muktamar kemarin.

Kalau sudah begini, apa daya keputusan bersama harus kita laksanakan demi ketertiban jalannya sidang dan yang lebih utama agar ukhuwah tetap terjaga, tanpa ada kerenggangan di antara kita. Jujur, walaupun rasa kecewa masih ada.


5. Pemilihan Ketua Umum


Setelah didapat 10 (sepuluh) orang bakal calon ketua umum lalu mereka semua diberikan kesempatan untuk memberikan penjelasan tentang visi misinya masing-masing. Cukup seru juga, karena setiap orang mempunyai basic yang berbeda dengan asal daerah yang berbeda-beda. Mereka berasal dari Kamda Bandung, Jakarta, Semarang, Malang, jogjakarta, Lampung dan Makassar.




Pemilihan ketua umum ini kita mulai dini hari, yaitu sekitar pukul 01.00 WITA. Cukup panjang juga sehingga membuat banyak peserta dan calon merasa lelah karena sudah bersidang dari tadi pagi.

Sebelum shubuh tiba, ketua umum yang baru akhirnya terpilih. Saudara Rahmantoha Budiarto, Sekjen KAMMI periode 2006-2008 sebelumnya.


6. Refreshing




Agenda selanjutnya pasca terpilihnya ketua umum yang baru adalah agenda refreshing. Kami, perwakilan dari Bandung sengaja jalan-jalan ke pantai Losari, tempat terkenal di Sulawesi bagian selatan. Sebelum kami menceburkan diri ke pantai, kami sengaja ingin kembali merasakan makanan asli Makassar. ada beberapa menu yang saya santap disana, misalnya sup lebah. sup yang memang bahan dasarnya adalah lebah ini cukup lezat juga, apalagi dicampur dengan sambal dan kecap, rasanya ma’nyus. Harganya kalau tidak salah, Rp 12.000/porsi. Perut kenyang, kami berpoto ria di depan tempat makan asli makassar tersebut.




Inilah Pantai Losari yang menjadi icon Kota Makassar itu. Huruf-huruf ini cukup besar juga, anda bisa duduk menyender di tengah-tengah huruf “O”. di depan pantai-pantai ini banyak tersebar toko-toko yang menjual berbagai souvenir khas Makassar dan Toraja. Sayang, saya tidak memotret bagian tersebut. saya sendiri membeli sekitar lima potong kaos, he..he.. sekalian ke Makassar jarang-jarang githu. Harga kaos untuk ukuran XL bervariasi dari mulai Rp 24.000-35.000 untuk lengan tangan panjang. Saya pikir harganya tidak terlalu jauh bila dibandingkan dengan di Bandung. Karena terlalu banyak membeli kaos, saya kelupaan untuk membeli makanan khasnya. Pas inget, eh ternyata uang di dompet sudah tidak mencukupi lagi. ya sudah, mungkin kapan-kapan lagi. Insya Allah.

Nah, arah tersebut adalah menuju pulau Kalimantan. Walaupun ngga kelihatan pulaunya (mungkin karena jauh kali ya..) tapi kita bisa melihat dengan jelas kapal-kapal yang mau berangkat kesana. Tidak jarang juga ada kapal nelayan yang sedang mencari ikan. Saya dan teman-teman menyewa sebuah perahu kecil untuk mengelilingi pantai losari ini, cukup berkesan karena cuaca yang mendukung disertai dengan hempasan angina mammiri. Harganya tidak mahal, kalau ngga salah saya hanya bayar Rp 5000 untuk sekali jalan/20 menit. Cukup murah karena yang naik cukup banyak juga, maklum namanya juga mahasiswa.


to be continued...

KAMMI BANDUNG : USIR DUTA BESAR DAN KONSULAT JENDERAL AS DI SELURUH WILAYAH INDONESIA



Pelarangan Umat Islam untuk melakukan shalat Jum’at di Masjid Al-Aqso hari ini (09/01) semakin membuat kita geram dan mengutuk segala tindakan yang dilakukan oleh Zionis Israel.

Pembantaian demi pembantaian yang terus dilakukan oleh Zionis Israel seakan membuktikan bahwa fungsi Persatuan Bangsa-Bnagsa (PBB) tidak mempunyai peran sama sekali dalam tragedi kemanusiaan ini.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menjadi garda terdepan pembela Zionis Israel melalui hak Veto yang dimilikinya sudah selayaknya ditempatkan sama seperti Zionis Israel yaitu Penjahat Kemanusiaan.

KAMMI Bandung menyerukan kepada setiap anak bangsa untuk melakukan pengusiran terhadap Duta Besar dan Konsulat Jenderal AS di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini merupakan cerminan bahwa masyarakat Indonesia tidak rela tanah airnya diduduki oleh Penjahat Kemanusiaan.


Salam Jihad.
Allahu Akbar !! Allahu Akbar !! Allahu Akbar !!



Ramlan Nugraha
Sekretaris Umum KAMMI Bandung
HP. 08157086176

Da luz a tu dormitorio

La iluminación del hogar es muy importante, sobre si no tienes suficientes ventanas que te den luz natural. Más allá de optar por todo tipo de lámparas, saber aprovechar esa poca luz que entra del exterior es muy importantes, y por eso en esta ocasión te contamos como obtener un dormitorio más luminoso.

En principio elige el mismo color vainilla para las paredes y los muebles del dormitorio; es un tono luminoso y elegante. Te servirá como base a la que puedes añadir detalles y complementos en un tono fresa intenso, que darán un aire femenino a la habitación.

Evita llenar la habitación de muebles para que no parezca más pequeño de lo que es, oscuro y recargado. Puedes utilizar una cesta para almacenar la ropa de cama, almohadas o edredones. Elige un modelo bonito que puedas dejar a la vista, sobre la cómoda, en una estantería o debajo de la mesilla.

Por otro lado divide visualmente el espacio con un zócalo de papel pintado. Elige un papel de tonalidades similares al resto de las paredes; así, diferenciarás esta zona pero sin que el cambio sea demasiado brusco.



También combina muebles claros con detalles en un tono llamativo. Una combinación muy atractiva que, además, te permitirá variar la decoración con sólo sustituir los complementos o la ropa de cama.

Marcos digitales de Mickey y Minnie de iRiver

Ya todos conocemos los nuevos marcos digitales. Para aquellos que todavía no saben de qué se tratan estos nuevos dispositivos, les contamos que son unos porta retratos digitales con pantalla LCD en la cual podremos visualizar cientas de fotografías, videos y hasta escuchar música.

Claro que estas características no son las únicas. Cada día que pasa un nuevo marco digital sale al mercado y con nuevas opciones que lo hacen aún más atractivo que el anterior.

En esta oportunidad me gustaría presentarles un marco digital realmente diferente y muy hermoso. Su nombre es iRiver Framee-M “Mickey / Minnie Mouse”.

Como podrán observar en al fotografía, el marco digital cuenta con un marco de color rojo del cual se desprenden unas hermosas orejas. Orejas de Mickey Mouse o de Minnie Mouse dependiendo el modelo que hayamos elegido.

Algunas de las características distintivas de estos marcos son las siguientes. Cuentan con una pantalla LCD de 3.5 pulgadas, resolución QVGA, contraste de 350:1, cuenta con una memoria interna de 1 GB y además posee ranura de lectura de memorias SD/MMC.

Además cuenta con una función de calendario y reloj despertador.

Sin dudas, una opción muy hermosa para regalarle a aquellos niños amantes del mundo de Disney. Bellos marcos digitales para decorar la habitación de los más chicos y llenar de recuerdos animados el crecimiento de los más pequeños.

Vía akihabaranews

Monday, January 5, 2009

MENGEJAR PASCA SARJANA DI PALESTINA



Pasca menyelesaikan kuliah di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI Bandung rencananya saya mau melanjutkan ke postgraduate di bidang yang sama, yaitu Faculty of Education Department of Curricula\Instructional Technology.



Sejak masuk Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) pada 2001 saya semakin memahami bahwa salah satu masalah masyarakat Indonesia adalah bidang perekonomian. Mungkin, salah satu harapan ke depan saya adalah mengembangkan perekonomian Indonesia dengan membangun sumber daya manusia di bidang ekonomi riil.

Lanjut SMK, tentu dong harus masuk sesuai disiplin ilmu awal, makanya Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan menjadi pilihan pertama dan satu-satunya. ITB, UI, duh maaf yah dilewat..



Pada awalnya setelah lulus S1 ingin lanjut ke International Islamic University Malaysia (http://www.iium.edu.my/). Saya cukup terkesan dengan para alumni ISTAC IIUM seperti DR. Adian Husaini, Hamid Fahmi Zarkasyi, P.hD, Adnin Armas,MA, dll yang tergabung dalam INSISTS (www.insistnet.com/). Di sana juga ada Institute of Education (Insed) IIUM.



Tapi melihat kondisi Saudaraku di Palestina jadi ingin terbang ke The Islamic University of Gaza, Palestina (http://www.iugaza.edu.ps/). . Mengejar Pasca Sarjana dan Jihad di Tanah tercinta al Aqsa.






_____________________________________________________________________________________

Sunday, January 4, 2009

ROAD TO MUSDA VI KAMMI DAERAH BANDUNG




Latar Belakang

Reformasi merupakan buah dari semangat perubahan yang ada di benak generasi muda Indonesia. Semangat mengubah kehidupan yang penuh dengan ketimpangan sosial, masalah yang kompleks dan kesengsaraan rakyat menjadi kehidupan yang lebih demokratis dan mensejahterakan rakyat. Semangat untuk melakukan perlawanan atas segala penindasan dan ketidakadilan yang terjadi. Generasi muda khususnya mahasiswa bersama-sama dengan rakyat sepakat untuk menggulingkan Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun. Akhirnya dengan persatuan antara mahasiswa dan rakyat itulah reformasi bisa bergulir sampai saat ini.

Momentum 2009 sebagai tahun politik merupakan saat yang tepat untuk melakukan perubahan. Pergantian kepemimpinan dan pemilihan wakil rakyat baru seharusnya dapat dioptimalkan oleh komponen perubahan untuk perbaikan kondisi rakyat. Oleh karena itulah diperlukan konsolidasi kekuatan-kekuatan perubahan terutama pemuda dan rakyat untuk mengawal proses demokrasi ini agar berjalan dengan baik.

KAMMI sebagai salah satu dari komponen perubahan akan menegaskan diri untuk selalu mengambil bagian dalam setiap momentum perubahan bangsa. KAMMI bersama rakyat akan senanitiasa berada dalam garis terdepan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. KAMMI akan selalu bertekad melakukan perbaikan dalam lingkup daerah maupun nasional. Momentum Musyawarah Daerah (Musda) ini akan menjadi sarana untuk mengkonsolidasikan diri dan merumuskan peran-peran nyata KAMMI Daerah Bandung di tataran lokal daerah yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi

Landasan Kegiatan

1. “Sesungguhnya Allah tiada merubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri. Dan bila Allah hendak (mendatangkan) bahaya kepada suatu kaum, tiadalah dapat ditolak dan mereka tiada mempunyai pelindung selain dari Allah.” (QS. Ar-Ra’ad : 11)
2. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti bagunan yang tersusun kokoh.” (QS. As-Saff : 4)
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KAMMI

Tujuan Kegiatan

1. Meminta dan menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus KAMMI Daerah dan Laporan Pelaksanaan Tugas Majelis Permusyawaratan Daerah
2. Memilih Pengurus Daerah dengan jalan memilih Ketua Umum yang sekaligus merangkap sebagai formatur dan empat mide formatur
3. Menetapkan anggota Majelis Permusyawaratan Daerah (MPD) KAMMI
4. Mengusulkan nama-nama Dewan Penasehat
5. Menetapkan Panduan Kerja Daerah
6. Menetapkan dan mengesahkan pembentukan KAMMI Komisariat

Tema Kegiatan

“Nyalakan Kembali Suluh Api Perjuangan Pemuda dan Rakyat”

Waktu dan Tempat Kegiatan

Rangkaian kegiatan Musyawarah Daerah VI KAMMI Daerah Bandung dilaksanakan di Graha Edukasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Berlangsung pada 6-8 Februari 2009 M/ 13-15 Shafar 1430 H.

Susunan Acara

Jum’at, 6 Februari 2009 M/ 13 Shafar 1430 H.

1. Pembukaan Sidang Musda VI KAMMI Daerah Bandung
Oleh : Adhiyaksa Dault (Menegpora RI)

2. Stadium Generale I : Peran Media dalam Penguatan Civil Society
• H. Syafik Umar (Pemimpin Umum HU. Pikiran Rakyat)
• Sirikit Syah (LKM Media Watch)

3. Stadium Generale II : Prospek Kebijakan Publik Daerah dalam Mendukung Terwujudnya Masyarakat Islami di Jawa Barat

• Nur Mahmudi Ismail (Walikota Depok)
• MS. Irianto (Bupati Indramayu)
• Ikhwanul Kiram (Pemred. Republika)

4. Stadium Generale III : Gerakan Ormas Pra dan Pasca Pemilu 2009
• Arbi Sanit (Pengamat Politik UI)
• Ngatifudin Firdaus (Ketum KAMMI Daerah Bandung)
• Ferry Kurnia R. (Ketua KPU Jawa Barat)

Sabtu, 7 Februari 2009 M/ 14 Shafar 1430 H.

• Pelaksanaan Sidang Musyawarah Daerah (Musda) VI KAMMI Daerah Bandung

Ahad, 8 Februari 2009 M/ 15 Shafar 1430 H.

1. Lanjutan pelaksanaan Sidang Musda VI KAMMI Daerah Bandung
2. Orasi Ketum KAMMI Daerah Bandung periode 2008-2010 terpilih
3. Penutupan Sidang Musda VI KAMMI Daerah Bandung
Oleh : Drs. Husni Muttaqien (Ketua DPRD Kota Bandung)

Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksana kegiatan Musyawarah Daerah VI KAMMI Daerah Bandung adalah pengurus KAMMI Daerah Bandung dan perwakilan dari seluruh Komisariat di Bandung Raya (ITB, IT Telkom, STT Tekstil, UIN Sunan Gunung Djati, UNISBA, UNPAD Dipati Ukur, UNPAD Sosek, UNPAD Eksakta, UNPAS, UPI, Politeknik Negeri Bandung).

Penutup

Semoga Allah SWT meringankan gerak langkah, memberikan petunjuk dan bimbingan kepada kita semua untuk mengantarkan bangsa ini menjadi lebih baik melalui keberhasilan pelaksanaan Musda VI KAMMI Daerah Bandung.






Ramlan Nugraha (08157086176)
Ketua SC Musda VI KAMMI Daerah Bandung

Friday, January 2, 2009

Pemerintah Kelabakan Hadapi Unjuk Rasa

Ramlan Nugraha
Sekretaris Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bandung




Dalam kaitannya dengan dunia kebebasan mengeluarkan pendapat, unjuk rasa sepertinya merupakan sarana yang mendapat nilai tertinggi bila dibandingkan dengan sarana-sarana lainnya di Negeri ini. Ada beberapa alasan kenapa masyarakat Indonesia gemar untuk berunjuk rasa. Pertama, kemudahan dalam sisi operasional aksi, kedua, adanya stagnasi kualitas partai politik sebagai pencetak para wakil rakyat dan ketiga, buruknya kinerja pemerintah. Tiga alasan tersebut sepertinya cukup untuk mewakili kenapa unjuk rasa tidak pernah sepi dari dunia perpolitikan kita.

Di era transisi demokrasi ini, peran sektor ketiga atau elemen non pemerintah tidak dapat dianggap remeh dalam pembangunan pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Bila kita cermati, penggerak mula setiap terjadi unjuk rasa mayoritas selalu dipelopori oleh peran sektor ketiga ini, entah itu Ormas, LSM, Organisasi Mahasiswa, dll. Peran mereka cukup signifikan, terbukti beberapa kasus seperti korupsi, lingkungan, pendidikan, moralitas yang menjadi sorotan para penegak hukum salah satunya berkat pressure dari sektor ketiga ini.

Peran signifikan yang mereka lakukan tentu sangat bermanfaat bagi pemerintah untuk melakukan kinerjanya dengan baik. Tidak sekedar komunikasi, tetapi hubungan yang terjaga dengan intens antara keduanya setidaknya dapat berdampak positif bagi keberlangsungan demokrasi di negeri ini. Strategi inilah yang seharusnya menjadi core gerakan bagi setiap elemen Bangsa dan Negara. Pemerintah sadar akan tugas yang diembannya dan siap menerima segala kritikan dari siapapun. Begitu juga dengan elemen non pemerintah, mereka sadar akan fungsi dan tugasnya sebagai salah satu jembatan rakyat dan pemerintah. Sisi arogansi semua pihak harus kita hilangkan dengan kesadaran dan pemahaman bahwa negeri ini harus kita bawa ke arah perbaikan menuju kesejahteraan masyarakat, bukan kepentingan kekuasaan an sich.



Sehubungan dengan rencana pemerintah untuk memperketat aturan unjuk rasa, penulis berpendapat bahwa hal itu pada dasarnya tidak perlu dilakukan. Selain aturan unjuk rasa yang memang sudah ada, kita juga melihat bahwa rencana pemerintah ini bukanlah hal prioritas yang penting dan mendesak untuk dilakukan. Malah terkesan menciderai hubungan antara pemerintah dan masyarakat sebagai pelaku unjuk rasa. Sikap berlebihan Presiden SBY terkait suara sound system menunjukkan bahwa Beliau kurang peka terhadap kondisi masyarakat yang dipimpinnya, melakukan hal praktis yang mudah dilakukan tanpa berpikir tentang apa aspirasi yang menjadi objek pengunjuk rasa.

Kita tentu ingat, kisah Khalifah Umar bin Khattab yang mengetahui bahwa ada satu keluarga yang kekurangan makan. Seketika itu sang Khalifah langsung pergi dan kembali membawa sekarung gandum serta menyerahkannya kepada keluarga tersebut. Dia meminta maaf bahwa ternyata masih ada rakyatnya yang masih kekurangan makan. Sebagai pihak yang diberikan amanah kepemimpinan, seharusnya pemerintah dalam hal ini Presiden SBY harus melihat substansi akar permasalahan yang dihadapi. Tentu, akan berbeda halnya kalau Presiden SBY menanggapi suara sound system yang dianggap menganggu tersebut dengan berbagai tindakan konkret untuk meningkatkan kualitas kinerja pemerintahan yang dipimpinnya. Suara sound system tersebut adalah suara rakyat, suara yang memilih para wakil rakyat termasuk Presiden dan Wakil Presiden serta suara yang menginginkan perbaikan di negeri ini.

Sebagai kesimpulan saya berpendapat bahwa, pertama, Pemerintah supaya tidak gegabah merencanakan atau mengambil setiap kebijakan. Dalam waktu dekat ini, hal prioritas yang perlu dilakukan Presiden beserta jajarannya adalah masalah fundamental yang dialami masyarakat, seperti kelangkaan BBM, banyaknya PHK dan meningkatnya tingkat pengangguran. Kedua, Aturan unjuk rasa sudah ada, tinggal dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan oleh semua pihak. Ketiga, membahas kembali aturan unjuk rasa memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Alangkah strategisnya kalau hal tersebut digunakan konkret untuk kepentingan rakyat. Keempat, Pemerintah harus sadar dan mengevaluasi diri terkait dengan kinerja yang selama ini dilakukan. mereka -para pengunjuk rasa- hanya ingin pemerintah mendengar dan melaksanakan aspirasi mereka, bukan untuk menganggu. Bukankah lebih gentle, kalau Anda wahai Pak Presiden, turun langsung mendatangi para pengunjuk rasa dan menanyakan langsung apa yang menjadi permasalahannya.


Wallahu’alam bishshawab.

Thursday, January 1, 2009

Privacy

Privacy Policy for http://interior-design-degree.blogspot.com/

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at cak.inun@gmail.com.

At http://interior-design-degree.blogspot.com/, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by http://interior-design-degree.blogspot.com/ and how it is used.

Log Files
Like many other Web sites, http://interior-design-degree.blogspot.com/ makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track user’s movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

Cookies and Web Beacons
http://interior-design-degree.blogspot.com/ does use cookies to store information about visitors preferences, record user-specific information on which pages the user access or visit, customize Web page content based on visitors browser type or other information that the visitor sends via their browser.

DoubleClick DART Cookie
.:: Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on http://interior-design-degree.blogspot.com/.
.:: Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to users based on their visit to http://interior-design-degree.blogspot.com/ and other sites on the Internet.
.:: Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html

Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include ....
Google Adsense
Adbrite
Amazon


These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on http://interior-design-degree.blogspot.com/ send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.

http://interior-design-degree.blogspot.com/ has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. http://interior-design-degree.blogspot.com/'s privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites.