Tuesday, February 3, 2009

Brongto at Joteng Kulon

In Memoriam Mukernas KAMMI
Yogyakarta, 28 Januari 2009


Stasiun Cimahi

Jadwal keberangkatan kami menuju Kota Yogyakarta sekitar pukul 19.38. Sengaja kami rencanakan sebelum maghrib tiba kami sudah sampai di Stasiun Cimahi, untuk jaga-jaga saja, khawatir di perjalanan dari Jalan Geger kalong, tempat kami tinggal, menuju Stasiun terjebak macet.



Tiba di Stasiun pukul 18.00, beberapa orang juga sedang mengantri untuk membeli tiket. Saya sempat berkenalan dengan seseorang yang rupanya mau mudik ke kampung halamannya di Madiun. kami pun sama-sama mengantri.

Harga tiket kelas ekonomi untuk kereta api Kahuripan menuju Yogyakarta seharga Rp 26.000. Saya agak kaget juga dengan harganya, sangat murah untuk perjalanan lebih dari 400 km. Tapi yang terpenting, selamat sampai tujuan menjadi target keberangkatan kami untuk perjalanan kali ini. Masalah comportable, ah itu relatif.

Tepat pukul 19.38, kereta akhirnya tiba. Penumpangnya tidak terlalu berjubel, karena menurut laporan orang-orang biasanya penumpang yang paling banyak yaitu waktu di stasiun Kiaracondong, Bandung. Kami pun masuk kereta, dan menempati tempat duduk sesuai dengan yang tertera pada tiket masing-masing.

Menikmati perjalanan di waktu malam, bukan menjadi hal yang asing bagi saya. Tapi untuk kali ini, sebuah sensasi tersendiri melintasi desingan rel yang melaju kencang menuju tanah Jawi. Gelapnya malam, memang agak sedikit menghambat pemandangan yang dilihat. Tapi sesekali, terlihat juga hunian warga dan hamparan sawah yang berada di sisi perbatasan.

Karena kami berangkat dari Stasiun Cimahi, yang merupakan stasiun awal pemberangkatan, tempat duduk di kereta agak lowong melompong. Seperti biasa, kondisi di dalam kereta sudah bisa ditebak, kotor, agak pengap dan sedikit bau.

Di dalam perjalanan, banyak hal yang saya renungi. Padahal seharusnya waktu yang tepat adalah digunakan untuk membaca, tapi karena kondisi fisik yang kurang memungkinkan, saya hanya bisa duduk dan sedikit merenungi perjalanan hidup yang telah dan akan dilakukan.

Jadwal akademik di kampus seharusya memaksa saya untuk konsentrasi pada bimbingan dengan dosen pembimbing. Sebelumnya hari selasa kemarin saya sudah bimbingan yang pertama. Target yang dibuat adalah beres pada hari itu dan mendapatkan kartu rencana studi. Tapi ternyata, karena jadwal semester ini saya mengontrak mata kuliah Praktik Latihan Profesi (PLP) maka syaratnya adalah tidak boleh mengontrak mata kuliah lain. Wah rada gawat juga, di semester yang ke 10 (sepuluh) ini masih mengontrak mata kuliah juga ? (he..he.., maaf kecelakaan dikit).

Ya sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir tentang masalah. Yang terpenting, maju terus pantang menyerah ! Btw, kalau yang lain sepertinya bisa tidur, saya sendiri agak kesulitan untuk memejamkan kedua mata ini. Sudah puluhan kali dicoba, tapi ternyata waduh tetap saja melek.



Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta

Perjalanan melewati stasiun ke stasiun, akhirnya mengantarkan kita ke tempat pemberhentian yang dituju. Sekitar pukul 06.25 akhirnya kami sampai juga ke Stasiun Lempuyangan. Badan pegal-pegal, rasa kantuk, perut yang keroncongan sepertinya hilang begitu saya sampai di tempat ini. Sudah terbayang, kota Yogyakarta yang menjadi kota incaran travel harus saya jelajahi (jalan-jalan – red).



Matahari yang cerah di awal pagi ini. Waktu menunjukkan pukul 06.30 dan aktivitas di stasiun Lempuyangan, Yogyakarta semakin ramai saja. Terlihat di belakang saya, karung-karung yang berisi pakaian siap untuk dijual. Bukan hanya para pedagang saja yang sibuk di pagi itu, tapi anak sekolahan, tentara, siap untuk memulai aktivitasnya di hari ini. Begitu juga dengan saya, siap untuk memulai kegiatan dengan rasa optimis di kota Pendidikan ini.

Sekedar berbagi, kadang saya agak miris juga memulai perbincangan dengan orang-orang ketika waktu perjalanan di kereta tadi malam. Perbincangan selalu diawali dengan keluhan-keluhan, terutama masalah ekonomi. Ada satu kejadian ketika waktu di kereta, seorang Bapa berusia sekitar 40 tahunan yang membawa sebuah karung besar, beliau rencananya mau pulang ke Ngawi, Jawa Timur. Entah tahu atau tidak, sesuai peraturan seharusnya setiap orang yang membawa barang bawaan selain tas pribadi, seperti karung pakaian, buah-buahan, dll harus membayar sejumlah uang tambahan. Nah, pas ada pemeriksaan yang dilakukan oleh para petugas kereta api, untuk menanyakan kuitansi barang bawaan, si Bapa ini tidak mempunyai kuitansinya. Saya agak kaget juga, si oknum petugas ini membentak-bentak tapi sambil menyuruh si Bapa ini membayar pembayaran. Memang sih, si Bapa yang terlihat sangat lugu ini memang salah,tapi alangkah baiknya kalau si oknum petugas ini mencirikan akhlak yang baik tanpa membentak-bentak seperti itu. Huh, dasar !

Sekretariat KAMMI DIY

Dari stasiun Lempuyangan, kami dijemput oleh panitia Mukernas. Karena jadwal check in di hotel tempat kegiatan berlangsung adalah pukul 09.00, maka kami diasingkan dulu di seketariat KAMMI DIY. Tempatnya tidak terlalu jauh dengan kampus UGM dan UNY dan cukup mudah diakses dengan angkutan umum. Saya sempat berpoto dengan rekan dari Sulawesi Tenggara dan Sumatra Barat yang sama-sama diasingkan juga di Sekre ini.

Hampir tiga jam kami berada di tempat ini. Sambil menunggu keberangkatan ke Hotel Brongto, tempat Mukernas, saya dan kawan-kawan menyengajakan diri untuk sekedar jalan-jalan di sekitar Sekre.

Kurang lebih 45 menit kami menyusuri jalanan, sangat kontras sekali bila dibandingkan dengan jalanan di kota Bandung. Macet, padat merayap, desingan engine, jeritan klakson, dll hampir jarang ditemui ketika kami menyusuri jalanan ini. Mungkin belum masuk kota kali yah..

Di Sleman ini, memang menjadi pusat gerakan kaum mahasiswa. Beberapa kampus besar seperti UGM dan UNY berlokasi di daerah ini. selain itu, di sepanjang jalan pun kondisi kebersihan bisa dijaga dengan baik. Pernah ketika saya melintasi trotoar yang dihuni oleh para pedagang nasi goreng, pecel, dsb terlihat mereka sangat menjaga kebersihan di sekitar tempat dagangannya. Mungkin karena itu, Pemerintah sekitar mengijinkan mereka menempati trotoar di malam hari.

Setelah pulang dari jalan-jalan, kami pun langsung beristirahat. Melepas lelah yang telah lama menggerayangi. Pukul 10.00 akhirnya kami berangkat juga ke Hotel tempat pelaksanaan Mukernas.



Hotel Brongto

Inilah tempat pelaksanaan Mukernas tersebut. Saya bersama dengan Saudara Yudha, Sekum KAMMI Banten yang datangnya hampir bersamaan dengan kami adalah peserta paling awal yang datang ke Hotel Brongto ini. Oh ya, setelah panitia tentunya.
Lokasinya cukup nyaman, karena berada agak jauh dengan perkotaan. Sekeliling lokasi masih ditumbuhi oleh pepohonan, sehingga menambah asri dan nyaman tempat ini.

Ketika masuk ke dalam, kita langsung dihadapkan pada sebuah aula, layaknya rumah khas Yogyakarta. Tempat ini nantinya digunakan untuk tempat makan dan closing ceremony Mukernas. Setiap pagi dan malam setidaknya kami, para peserta berkumpul di sini.

Proses Persidangan

Sesuai dengan pembagian komisi yang telah ditetapkan di tata tertib sebelum proses persidangan berlangsung, maka sidang komisi dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :

Sidang Komisi A : Bidang Organisasi dan Kaderisasi
Sidang Komisi B : Bidang Kebijakan Publik
Sidang Komisi C : Bidang Sosial dan Kemasyarakatan

Saya sendiri sebagai peserta penuh dari Bandung masuk dalam Komisi A yang membidangi organisasi dan kaderisasi. Kenapa masuk komisi ini ? karena 2 (dua) rekan peserta penuh lainnya, yaitu Akh Suharta dan Akh Hilal berasal dari Departemen yang sama, yaitu Kebijakan Publik.. So, supaya sesuai dengan disiplin masing-masing mereka masuk ke Komisi B dan C.

Adapun perwakilan Bandung yang lain yaitu Eko Prayitno, DP. Susanti dan Vidya Iliana, masuk dalam 3 (tiga) komisi tersebut sebagai peninjau saja..
Jadwal sidang komisi dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan panitia, yaitu hari sabtu. Kami di komisi A, dipimpin langsung oleh Ketua II yang membidangi bagian Organisasi dan Kaderisasi, yaitu Akh Bramastyo. Sikapnya yang ramah, low profile dan akomodatif menjadikan suasana sidang berjalan dengan santai tapi sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan sebelumnya.

Ada satu hal penting yang menjadi perhatian semuanya yaitu ketika proses sidang komisi akan dimulai, draft masing-masing departemen belum dibagikan kepada peserta Mukernas. Saya secara pribadi, pernah menulis hal ini di milis beberapa hari sebelum Mukernas dilaksanakan, tetapi tidak ada tanggapan dari SC Mukernas. Hal yang dikhawatirkan pun terjadi, peserta mengikuti jalannya sidang hanya berdasarkan content yang diberikan oleh Pengurus Pusat saja. Toh, diskusi-diskusi pun berjalan tidak maksimal, kurang bercontent, karena persiapan yang dimiliki hanya berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing sesuai dengan latar belakang masing-masing.

Ke depan, planning yang baik terutama masalah content kegiatan yang akan dijadikan pembahasan harus menjadi prioritas semua pihak. Akomodasi, perlengkapan, dan seabreg urusan teknis lainnya memang penting, tapi berpikir strategis prioritas adalah hal yang harus kita kerjakan terlebih dahulu.

Sidang Pleno

Jadwal yang seharusnya 2 (dua) hari malah bisa diselesaikan dalam sehari saja. Setelah pelaksanaan sidang komisi selesai pada pukul 18.00, maka agenda selanjutnya adalah sidang pleno yang mempresentasikan hasil-hasil tiap komisi.

Sidang pleno dimulai pada pukul 21.00 . Sebelumnya, protocol yang dibawa langsung oleh Saudara Fikri Azis, Sekjend KAMMI memperkenalkan semua personil Pengurus Pusat. Tidak lupa pula, Bendahara Umum baru yaitu Saudata Arif Sri S. yang menggantikan Saudara Teguh diperkenalkan juga pada forum ini. Saudara Teguh sendiri “terpaksa” digantikan karena menjadi Caleg pada salah satu Partai Politik Peserta pemilu 2009.

Deklarasi Brong To

Pagi itu harusnya agenda acara field trip, berkunjung ke sentra industri kecil di Kabupaten Bantul. Tapi karena hari itu ahad, maka petugas dari Pemda mendadak tidak bisa karena alasan bukan hari kerja. Ya, terpaksa acara pagi itu diganti dengan closing ceremony saja.

Karena sampai pukul 09.00 acara belum dimulai, maka temen-temen dari Jawa Barat berinisiatif untuk mendeklarasikan KAMMI Jawa Barat di depan semua peserta Mukernas. Karena teks Deklarasi belum dibuat, saya pun segera membuat teks deklarasi tersebut. waktunya cukup singkat karena khawatir teman-teman Peserta Mukernas pada pulang.


DEKLARASI KAMMI WILAYAH JAWA BARAT


Sesuai dengan yang termaktub dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga KAMMI bahwa struktur organisasi KAMMI Wilayah adalah termasuk dalam struktur organisasi KAMMI. Mengingat begitu signifikannya KAMMI Wilayah, maka kami dengan ini mendeklarasikan terbentuknya KAMMI Wilayah Jawa Barat.

Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim diiringi semangat perubahan yang didasari cita-cita kuat membangun Jawa Barat dan berharap atas keridhaan Allah SWT, maka dengan ini kami mendeklarasikan KAMMI Wilayah Jawa Barat. Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !.

Demikian deklarasi ini kami sampaikan, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya kepada kita semua.


Yogyakarta, 1 Februari 2009
DEKLARATOR KAMMI WILAYAH JAWA BARAT

1. Rahmantoha Budiarto (Ketum KAMMI Pusat)
2. M. Fikri Aziz (Sekjend. KAMMI Pusat)
3. Bramastyo BP (Ketua II KAMMI Pusat)
4. Zuliyanto (Kadept. Pengwilda KAMMI Pusat)
5. Deni Priyatno (Dewan Penasehat KAMMI Jawa Barat)
6. Andriyana (Ketum KAMMI Jawa Barat)



bersambung..