Friday, July 17, 2009

Sekolah bagi Anak bukanlah Hal yang Gampang



Bandung, 17 Juli 2009

Faktor penting pembangunan sebuah negara salah satunya terletak pada bagaimana negara dan masyarakatnya memperhatikan pendidikan anak pada waktu sekolah dasar. Pada sebagian orang, ada anggapan pendidikan sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pendidikan menengah ataupun pendidikan tinggi. Orang lebih memperhatikan bagaimana masa depan anaknya ketika mereka duduk di bangku sekolah menengah ataupun ketika mereka sedang memasuki jenjang perguruan tinggi.

Padahal dalam beberapa penelitian yang dilakukan, anak ketika menginjak bangku sekolah dasar mengalami faktor pertumbuhan yang sangat signifikan dalam masa pertumbuhannya. Kita mungkin mengetahui ketika ada penelitian yang menjelaskan bahwa pertkembangan otak pada anak usia 0-8 tahun adalah 80 % sedangkan sisanya berkembang pada waktu 8 tahun ke atas.

Dengan realita seperti itu, sudah bukan waktunya lagi kita tidak memperhatikan secara sungguh pendidikan anak ketika di bangku sekolah dasar. Anggapan kita bahwa kegiatan di sekolah dasar adalah masa-masa bermain sehingga anak tidak diperhatikan dengan serius harus kita buang jauh-jauh. Perhatian kita harus fokus, bagaimana sikap sang anak, bagaimana interaksi sang anak dengan yang lain, bagaimana perhatian anak ketika mengerjakan tugas, dll. Sikap ini tentu bukan mengekang kebebasan anak, tetapi ini mengindikasikan bahwa usia anak sperti itu harus dipantau dengan serius, tidak hanya asal memperhatikan.

Pada beberapa kasus, masih saja banyak anak yang ketika memasuki ruangan kelas masih begitu ketakutan. Takut karena bertemu dengan gurunya, takut karena mungkin belum mengerjakan PR, atau lebih parah lagi takut bertemu dengan teman-temannya. Tapi hal yang paling sering banyak ditemui adalah anak merasa takut masuk ke dalam kelas karena kelas tidak menajdi tempat yang menyenangkan bagi dirinya, dilihat dari berbagai aspek. Makanya, seiring berjalannya waktu muncullah metode Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM). Metode pembelajaran yang menitikberatkan pada situasi pembelajaran yang tidak lagi menegangkan tetapi bagaimana proses interaksi guru dan anak lebih aktif, cair dan tidak bersifat seperti layaknya atasan kepada bawahan, tetapi lebih ditekankan layaknya partner. Kalimat-kalimat yang sering terdengar di sekolah seperti kalimat intruksi mulai diminimalisir.