Saturday, April 3, 2010

Peepoo: Toilet Jinjing Untuk Masyarakat Miskin

Judul asli artikel berbahasa Inggris ini adalah For World’s Poor, a Personal Toilet and Source of Fertilizer. Secara nggak sengaja, ketika kemarin mencari bahan untuk belajar Listening, saya temukan artikel ini di VOANews.Com. Tulisan tertanggal 15 Maret 2010 ini coba saya terjemahkan dengan sedikit ringkasan. Pendapat akhir setelah baca ini tulisan, kalau di negara-negara Afrika wajar diterapkan penemuan ini. Tapi untuk Indonesia, yang harus diperbaiki adalah mental setiap orang untuk menyadari arti penting kebersihan, plus regulasi yang mengatur tentangnya. Jangan-jangan malah perusahaan milik pemerintah yang menjadi biang keladi pencemaran lingkungan. Btw, kebayang ya kalau kita pake Peepoo. Hehe… Yup, to the point saja, mudah-mudahan tulisan ini memberi kita inspirasi.


Peepoo: Toilet Jinjing Untuk Masyarakat Miskin



Bunyi namanya lucu tapi gagasannya tidaklah main-main. Peepoo, sebuah toilet jinjing yang diciptakan oleh Anders Wilhelmson, seorang arsitek dan profesor di Institut Teknologi Kerajaan Swedia. Dengan Peepoo, Ia ingin memberi orang-orang miskin di negara berkembang suatu cara sederhana untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Toilet jinjing yang dimaksud adalah sebuah kantong sekali pakai yang terbuat dari plastik ramah lingkungan (environmentally friendly plastics). Didalamnya terjadi proses reaksi dengan urea, suatu bahan kimia yang biasa digunakan sebagai pupuk. Suatu reaksi alami timbul membunuh organisme di dalam barang sisa tersebut.
Menurut Anders Wilhelmson, proses yang terjadi adalah ketika tinja adalah sanitized, semua pathogens menjadi terbunuh dan tidak aktif, hal ini menjadikan pupuk sangat berharga. Dengan kandungan di dalam pupuk, kita dapat menguburkannya ke dalam pot dan disana akan tumbuh apapun yang kita suka.

Ia menjadi tertarik dengan gagasan sanitasi ini setelah sebelumnya ikut ambil bagian dalam suatu riset tentang pengembangan sosial dan politik sebuah kota. Salah satu keluhan yang paling umum Ia dengar di negara berkembang adalah kekurangan toilet.
Pada tahun 2005, Ia meluncurkan proyek gagasannya ini. Setahun kemudian memulai sebuah perusahaan yang dinamakan Peepoople. Perusahaan ini pertama kali memulai produksinya di Nairobi. Kenya dan Bangladesh merupakan negara yang menjadi target awal penjualannya. Dengan produksi penuh, perusahaannya ini ditargetkan bisa menghasilkan sekitar setengah juta kantong per hari.

Peepoople berencana menjual kantong-kantong tersebut dengan harga dua sampai tiga sen. Anders Wilhelmson mengatakan orang-orang bisa mendapatkan kembali sepuluh kali lipat apa yang mereka bayar dengan hasil pupuk yang digunakan untuk menumbuhkan sayuran kebun mereka.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari dua setengah milyar orang di seluruh dunia tidak mempunyai sanitasi yang baik. Selain itu, sanitasi yang buruk menyebabkan penyakit cepat menyebar dan membunuh lebih dari satu setengah juta orang per tahun, Kebanyakan mereka adalah anak-anak kecil.

Jack Sim, pendiri The World Toilet Organization, sebuah kelompok non profit yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi-kondisi sanitasi mengatakan, "Ini adalah suatu situasi yang tidak dapat diterima, dimana fakta menyebutkan bahwa kita semua hidup di dunia yang modern. Dan anehnya, banyak diantara mereka yang memiliki radio, televisi, hand phone tapi tidak untuk toilet." Menurutnya, penemuan seperti ini adalah satu cara terbaik untuk membantu masyarakat mendapatkan kebutuhannya yang paling dasar.


Bandung, 3 April 2010